Jumat, 22 Januari 2016

Will You be My Partner?

By: Lusi Febriani

Life is like a Roller Coaster. You can either scream every time there is a bump or you can throw your hands up and enjoy the ride.
Here’s the story.

Nama gue Dina Agustina, sekarang gue duduk dibangku kelas 2 SMA, di SMA Bima Sakti didaerah Bandung. Gue berasal dari Jakarta, makanya gue kurang dapet temen deket disini. Gue pindah ke Bandung karena tugas bokap gue yang harus dipindahkan ke kota ini.
Okay! Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah New Year Break..
“Semangat sekolah, hari pertama!” semangat gue di pagi hari..
Lalu gue pun menuruni anak tangga rumah gue dengan semangat 45!
“Good morning mom” sapa gue pada mama gue tercinta,
“Morning.” Sahut mama gue dengan penuh senyuman diwajahnya.
Seperti biasa, gue bantuin mama gue nyiapin sarapan and pastinya buat lunch juga. Oh iya, dari awal masuk sekolah gue emang selalu bawa bekal dari rumah, karena gue pikir makanan nya pasti lebih bersih, selain itu kita juga bisa nabung uang jajan.. Setelah semuanya selesai, gue pun pergi sekolah diantar ayah.
“mom, aku pergi dulu ya, Assalamualaikum” gue pun mencium tangan mama gue,
“hati-hati nak, Waalaikumsalam” ..
-----

Sesampainya di sekolah, aku pun mencium tangan ayah “aku pergi ya yah, Assalamualaikum.”
“wallaikum salam, hati-hati nak.” jawab ayah gue.
Lalu aku pun berjalan menyusuri koridor sekolah yang dipenuhi murid-murid setiap lorong nya.
“morning cantikku” sapa sahabat gue.. Oh ya dari awal gue pindah kesini, gue cuman punya 1 sahabat, panggil aja dia Luna.
“wihhh Luna, cantik banget lu hari ini” sapa gue padanya.
“apaan sih kamu Din, eh biasa’in dong panggil nya aku, kamu aja. Jangan lu, gue kesan nya tuh ga sopan” saut Luna
“hmm iya Lun, gue coba ya”
Luna pun melotot, “ehemm”
“maksud aku, aku coba ya sayang.” senyumku padanya
“gitu dong.”
Disitulah gue belajar manggil seseorang dengan aku, kamu. Emang susah sih ngebiasain nya, tapi gue harus bisa.
Making a million friends is not a miracle. The miracle is to make a friend who will stand by you when millions are against you.~

Seperti biasa, kita selalu nunggu bel masuk sekolah untuk nongkrong di depan auditorium. Aku dengerin Luna tentang liburan nya kemarin, begitupun dengan Luna mendengarkan semua cerita ku. Tiba-tiba mataku teralihkan kepada seseorang yang sedang duduk didalam auditorium. Otomatis akupun menanyakan kepada Luna siapa dia.
“Lun, Lun, kamu liat ga itu siapa?” aku arahkan telunjuk ku pada seseorang itu.
“mana sih Din”
“itu Lun, yang matanya sipit”
“oh itu.” jawab Luna pelan
“iya kamu tau ga itu siapa.” jawab ku penasaran
“ya engga tau lah Dina, kamu itu gimana sih kan aku juga baru masuk hari ini kesekolah. Mungkin dia anak baru.”
“Yaelah Luna, aku pikir tadi kamu jawab oh, kmu tau siapa dia” jawab gue kesal.
Luna hanya tertawa kecil melihatku kesal.
Akhirnya aku cuman berharap aku bisa satu kelas ma cowo itu, aku harap dia kelas 2 SMA sama dengan diriku sekarang. Aku pengen kenal banget dengan dia, ya meskipun gue gatau caranya gimana.
Belajar mengajar pun akhirnya dilaksanakan…
----

Bell berbunyi tandanya kita pulang!!! anak-anak pun berhamburan keluar kelas, seperti orang yang berburu sembako gratis, haha!
“Pulang yu Din?” ajak Luna
“engga Lun, hari ini kan Senin jadwal aku kumpul sama teman-teman Language Arts” jawabku. *Language arts (English Arts) itu nama yang diberikan untuk studi dan peningkatan seni bahasa, dimana bahasa dalam hal ini mengacu pada kedua linguistik, dan bahasa tertentu. Disini aku lebih mendalami B.Inggris*
“yah, engga bisa pulang bareng dong.” jawab Luna lesu.
“maaf ya sayang”
“yaudah deh kalau begitu, aku pulang duluan ya! kamu hati-hati!”
“iya Lun, makasih ya. kamu pun hati-hati pulangnya”
Luna pun meninggalkanku, lalu aku pun berjalan menghampiri ruangan 11, dimana diruangan 11 itu tempat khusus untuk Language Arts.

Ruang Language Arts...
“Semua masih sama, dekoran ruangan, kursi, meja, bahkan orang-orangnya pun tetap sama, dia lagi, dia lagi” gerutuku dalam hati, tapi tiba-tiba…. LUCKY ME! Aku dapat satu organisasi sama itu cowo! Ternyata dia itu senior di sekolah kita.  Betapa bahagianya aku, karena dia itu anggota baru jadi dia pun memperkenalkan dirinya depan teman-teman semua..
“Hi, nama aku Andre Firmansyah. Aku pindahan sekolah dari SMA Bakti Kencana di Yogyakarta.” lalu dia pun kembali ke tempat duduknya..
“Ga nyangka banget, aku bakal tau namanya.. Apa mungkin aku bisa dekat dengannya?” tanya ku dalam hati.. Semenjak hari itulah aku bersemangat mengikuti hari demi hari exkull tersebut..
-----

Esok harinya disekolah..
“Lun, tau ga, tau ga, tau ga?” Awal obrolan aku dengan Luna..
“Tau apa Din? kenapa kamu Din, tumben pagi-pagi ceria banget?”
“Sekarang aku tau siapa cowo mata sipit yang kemaren kita liat.”
“Seriusan? Masa sih? Siapa namanya?”
“Namanya Andre Firmansyah”
“Hah? Tapi wait wait, kamu tau dari mana Din?” tanya Luna kebingungan
“Dia kan 1 exkull ma aku Lun, ga nyangka banget dia ikut exkull Language Arts.”
“Qaw! Beruntung banget kamu Din.”
lalu kamipun berlarut dalam obrolan hangat ini.. Senangnya diriku bisa berkenalan dengan Kak Andre…
----

Disinilah awal kenalan, sekaligus kedekatanku dengan Kak Andre.. Singkat ceritanya, waktu itu kebetulan teacher ga masuk tuk ngajar kita Language arts, alhasil teacher hanya memberi kita tugas, dalam tugas tersebut kita harus membuat sebuah percakapan dalam b.Inggris ber-partner pastinya.. Akupun bingung siapa yang bakal jadi partner ku, aku liat sekeliling sudah mempunyai partner, hanya aku sendiri yang ga punya.. sudah ku katakan diawal bahwa cuman sedikit orang yang mau berteman denganku. Tiba-tiba seseorang menghampiri mejaku..
“Hi, do you want to be my partner?” sapa nya dengan lembut
“Oh my god!, Kak Andre dateng kepadaku.. seneng banget” Akupun terlelap dalam lamunan kegirangan oleh kak Andre..
“Hello” Kak Andre melambaikan tangannya didepan wajahku ini.
“Oh, oopss sorry.. Yes, I’ll be your partner.” jawabku dengan sedikit malu..
Semenjak kejadian disekolah itu, akupun sering keluar bareng ma kak Andre kalau lagi hari libur, hari demi hari, detik demi detik, rasa suka yang aku punya pada Kak Andre berbuah menjadi sayang. Sayang tidak mau kehilangan, disini juga kedekatan aku dan Kak Andre hanya sebatas junior and senior..
----

Siang itu, tiba-tiba HP ku bergetar, tanda sebuah pesan masuk. Saat ku buka...
From: Kak Andre
To: 0878xxxxxxxx
“Din, temenin kakak cari buku Math yuk.”
Reply,
“Sekarang Kak?”
From: Kak Andre
To: 0878xxxxxxxx
“Iya, kalau nanti sore takut kemaleman pulangnya. Kaka jemput ya kerumahmu, 1 jam lagi kaka ada di rumah mu. Siap-siap cepetan!”
Reply,
“what? okay okay!”
Akupun segera mandi, siap-siap karena takut Kak Andre nyampe duluan. Yup! Biasanya Kak Andre itu selalu datang lebih awal, karena menurut dia lebih baik early, dibandingkan late. Akhirnya Kak Andre pun nyampe dirumahku, menjemputku dengan Motor Ninja yang dia punya.
“Wih tumben kamu cantik hari ini” goda Kak Andre.
“Oh jadi biasanya aku kumel n dekil gitu kak?” jawabku sedikit kesal
“Jangan ngambek dong, kan cuman becanda. yaudah ayo naik, keburu sore nih. sebelum jam 7 malam, kaka harus udah ada dirumah soalnya.”
“Yaudah deh kak iyah”. Akupun langsung naik ke motor nya Kak Andre. Kami pun meluncur ketempat yang akan kami tuju.
-------

Semenjak kejadian itu, rasa sayangku perlahan berubah menjadi cinta. Aku takut mengatakan semua ini, aku lebih suka memendam dibandingkan ngomong langsung. Aku pikir jika aku berkata jujur terhadap kak Andre bagaimana perasaanku ini, aku takut kak Andre menjauhiku karena mungkin kak Andre hanya menganggapku tidak lebih dari seorang teman, atau adik kelas biasa. Akhirnya aku putuskanmenjauhi kak Andre untuk mencoba menghilangkan rasa cinta monyet ku ini.

“Din sampai kapan kamu mau diam-diaman gitu ma kak Andre? Kak Andre nanya kamu terus tuh sama aku, Kan aku bosen dengarnya.” sapa Luna tiba-tiba mengagetkan
“Hmm, Lun.. kamu tau kan gimana perasaan aku padanya. Aku mau hilangin perasaan aku ini dulu.”
“Tapi kan Din, kamu inget ga sih 1 minggu lagi anak kelas 3 bakalan UN, dan aku dengar kak Andre dapet beasiswa ke Boston, emangnya kamu ga mau ketemu dulu gitu.”
akupun hanya diam, lalu berkata “Biarlah waktu yang menjawabnya.”

Ujian Nasional pun sudah dilaksanakan, hanya sedikit anak-anak kelas 3 disekolah, ya karena mereka sekarang sudah bebas tinggal menunggu kelulusan saja. Sepi rasanya sekolahan ini, terutama aku tidak akan pernah melihat kak Andre lagi. Biasanya senyum selalu menjadi sarapan pagiku, ketawanya menjadi makan siangku, and tatapan matanya yang sayu selalu menatapku saat exkull. Kangen banget rasanya sama kak Andre..
“DORRR!! Ngapain kamu pagi-pagi ngelamun? Kesambet orang utan baru tau kamu!” suara Luna mengagetkanku tiba-tiba.
“Lun! kebiasaan deh nongol tiba-tiba.”
“Ngapain sih kamu? Pasti mikirin kak Andre? Udah aku bilang cantik, kemaren pas ada di diemin, sekarang udah gada dicariin.”
Aku hanya membalas nya dengan senyuman. Lalu aku pun masuk kelas dengan sahabat ku yang nyebelin ini. Ya ya ya, sekarang aku merasakan rindu mendalam terhadap kak Andre.
-----

Pengumuman!!!
SMA Bima Sakti akan mengadakan pesta topeng untuk acara pelepasan anak-anak kelas 3. Semua siswa/i diundang untuk menghadiri acara ini.
Tempat: Auditorium SMA Bima Sakti
Hari: Sabtu, 16 Juni 2014
Waktu: 7:00 WIB s/d 10:00 WIB
Dress code: Black or white.

“Wahh, ikutan yu Din. pasti seru? Siapa tau aja kamu ketemu kak Andre.” ajak Luna
“Engga mungkin kayak nya kak Andre ada disana. Kamu tau kan dia bakal sibuk banget dengan urusan beasiswa ke luar negri itu.”
“yaelah, yaudah kalau ga ketemu kak Andre juga gapapa, yang penting kita tetep ikut ya, please!” minta Luna
“iya iya ikut.” jawabku dengan sedikit ketus. Luna kalau ada kepengen pasti aja melasnya kebangetan, bikin orang yang disekelilingnya iba :P ..
Setelah pulang sekolah aku pun pergi ke kamar, and mama lagi arisan jadi ya sepi dirumah. Lalu aku iseng memilih gaun untuk malam minggu ini aku pakai ke pesta topeng. Akhirnya aku pun menemukan gaun sesuai keinginanku, dari kecil emang aku suka banget collect gaun, so kalau ada acara gini gampang milih nya.
~~~~
“Mom, look at me.” aku menghampiri mama yang sedang duduk sambil nonton TV.
“Cantik banget kamu Din, mau kemana?” tanya mama bingung.
“Hari Sabtu ini sekolahku mengadakan pesta topeng untuk pelepasan anak kelas 3.”
“Oh gitu, lalu kamu pergi dengan siapa?”
“Biasalah mom, sama si Luna. Nanti Luna jemput aku ke rumah.”
“Yaudah kalau begitu.”
mamaku pun memperbolehkan aku pergi ke pesta topeng itu.
-----

Sabtu malam…..
akupun menunggu Luna menjemputku, akhirnya teleponku bunyi juga.
Calling….
Luna..
+62878xxxxxx
“Ya Lun, dimana?”
“Depan pintu rumahmu cantik.”
“Oh udah nyampe Luna? cepat amat.”
,,,,
“Eh Luna udah disini,” sapa mom ku kepada Luna.
“Eh iya tante, ini jemput Dina. Oh iya tante, kami pulang jam 9’an.”
“Iyadeh, jangan malam-malam pokoknya.”
“Iya siap tante. Yuk Din,”
Aku dan Dina mencium tangan mamaku, dan aku pun langsung meluncur ke sekolah. Gila,, sekolah ramai banget.. kelap kelip dimana-mana. Kaka kelas pun memberi kita topeng, lalu kamipun memakainya. Ku perhatikan kanan dan kiri, siapa tau ada kak Andre.. Tapi hasilnya nihil, tidak ada sesosok kak Andre yang kulihat.
Acara pun dimulai…. Ditengah acara ada sebuah band yang tampil memakai topeng semua, dan bisa dipastikan mereka kaka kelas kami. Ya, aku tidak terlalu mengenal anak-anak band, tahu sendiri lah aku itu kudet disekolah. Palingan aku cuman ikutan Language arts untuk exkull. Tiba-tiba kami semua terkejut dengan ucapan salah satu vokalis band tersebut, sontak kami pun melirik vokalis band tersebut.
“Lagu ini saya persembahkan untuk wanita yang selama ini menemani hari-hari saya, tetapi akhir minggu-minggu ini wanita itu menjauhi saya tanpa sebab.”
Lalu band tersebut menyanyikan lagu berjudul Cinta bukan Drama. Suara nya merdu sekali saat bernyanyi. Mereka pun selesai bernyanyi, ending nya vokalis tersebut memberitahu untuk siapa lagu tersebut.
“Okay, lagu tersebut saya persembahkan khusus untuk Dina Agustina, wanita yang selama ini membuat hati saya kusut.” vokalis tersebut membuka topengnya, aku pun terkejut bukan main, karena itu adalah kak Andre!. Akupun membuka topengku, alhasil mata-mata semua orang yang hadir disini tertuju padaku. Astaga ini tuh kaya mimpi. Semua orang pun memberi tepuk tangan yang sangat meriah kepada kak Andre. Kak Andre pun turun dari panggung dan menarik tanganku keluar dari kerumunan ini. Kak Andre mengajakku ke depan gerbang sekolah yang memang saat itu tidak terlalu ramai orang.
“Kak, apa yang tadi kakak bilang itu bener?” akupun menanyakan kebenaran itu.
“Emangnya tadi kakak bicara keliatan bercanda?” jawabnya dengan santai
“Tidak begitu kak, tapi kan aku dengar kakak sedang dekat dengan cewek lain, bagaimana dengan cewe itu?”
“cewek mana sih Din? Kakak itu cuman dekat sama kamu. Kenapa akhir-akhir ini kamu jauhin kakak.”
“Emmm, hmm… sebenernya aku juga memiliki perasaan yang sama dengan kakak, aku takut kalau semakin aku dekat dengan kaka, semakin besar rasa egois ku untuk ingin memiliki kakak. Aku juga takut, kalau aku jujur dengan perasaan ini aku takut kakak jauhin aku, karena aku pikir juga kakak cuman aku anggap ade kelas aja engga lebih.” jawabku panjang lebar.
“Haha, apaan sih Din lebay banget jawabnya.” badannya menyenggol tanganku.
“Udah ah mending aku masuk ke dalam acara lagi.” langkahku akan meninggalkan kak Andre, tapi tiba-tiba tanganku ditahan oleh kak Andre.
“Din, tunggu dulu. Sebenernya apa yang kakak bilang tadi itu beneran. Kakak sayang sama kamu, and tertarik sama kamu semenjak kita dekat di Language arts. Kakak sayang sama kamu lebih dari seorang kakak ke ade nya, tapi sayang kakak ini layaknya seorang cowok biasa ke ceweknya. Jujur kakak bener2 kehilangan kamu saat kamu engga ada kemaren, dihubungi juga engga bisa, kalau berpapasan engga pernah senyum, kalau ditanya engga pernah jawab, tapi kakak dengar semua alasan ada apa dengan kamu dari Luna. Lalu kakak putuskan untuk berbicara semua ini padamu malam ini, sebelum keberangkatan kakak ke Boston sebulan lagi untuk melanjutkan kuliah disana.”
“Luna? Jadi kakak tau semuanya dari Luna” Jawabku kebingungan.
Lalu Luna pun menghampiriku dari belakang, dan berkata “Maafin aku ya Din, aku emang bilang semuanya gimana perasaan kamu sama kak Andre. Aku juga sengaja maksa kamu ke sini untuk menemui kak Andre. Abisan kalian susah banget di pertemukan.”
Mendengar itu semua aku pun kaget, sedikit marah, berontak, tapi akupun bersyukur karena aku telah mengetahui perasaan Kak Andre yang sebenarnya padaku. Kak Andre pun angkat bicara lagi,
“Din, kalau di awal kenal aku bilang will you be my partner untuk ngerjain tugas sekolah, sekarang aku mau bilang will you be my partner for my life?” Kak Andre pun berlutut dan memberikan setangkai bunga mawar merah.
“hmmm, yes, I’ll be your partner for your life Kak.” akupun tersenyum bahagia, dan menerima mawarnya.
Kak Andre pun kegirangan karena jawabanku ini, lalu kak Andre pun menjulurkan kelingking nya padaku, dan berkata “Janji manis akan selalu manis, hari ini aku telah memilihmu untuk jadi partnerku, jangan kecewakan aku ya Din.” Aku pun menjulurkan kelingking ku kepada Kak Andre dan kami berdua pun terikat dalam perjanjian itu. Hari ini, malam ini, detik ini aku pun resmi pacaran dengan Kak Andre. Aku benar-benar tidak percaya akan semua hal ini.
-----

1 bulan sudah berlalu, ini saatnya Kak Andre berangkat ke Boston. Akupun mengantarkan nya hingga bandara. Tak terasa air mataku mengalir, tak kuasa ku menahan tangis ini untuk merelakan orang yang ku sayang pergi.
“Din, aku pergi ya. Inget loh sekolah 1 tahun lagi lulus, ga boleh nakal disini, belajar yang giat biar lulus dengan hasil yang memuaskan! Jangan malu-maluin aku, masa iya cowok nya aja pinter, masa cewe nya oon.” Kak Andre pun mengelus pony ku.
“Iya ga bakal ngecewain kamu ko. Semoga aku bisa nyusul kamu ke sana dengan beasiswa yang aku capai di high school, sama persis dengan apa yang kamu lakukan.” jawabku dengan tegar.
“Amin sayang, udah dong jangan sedih lagi. Aku tunggu janji kamu 1 tahun lagi!.”
“Iya iya Andre ku sayang.”
Kak Andre pun memelukku dengan erat, lalu melepaskan pelukan itu, dan berjalan menjauh meninggalkan ku disini.
----

1 tahun berlalu, aku hanya menjalani LDR dengan kak Andre, setiap hari kami selalu face to face lewat Skype. Hari ini di sekolah diumumkan siapa saja yang dapat beasiswa ke Boston. Aku pun tak sabar melihatnya, akhirnya aku putuskan untuk pergi ke sekolah.
“Mom, aku ga sabar banget pengen lihat pengumuman disekolah.” Obrolan ku dengan mama.
“Ya, semoga kamu pulang kabar bahagia ya sayang.” Jawab mama and ayah.
“Amin, mom, yah. Yaudah aku pergi sekolah dulu yah.” Aku pun mencium tangan kedua orang tua ku dan pergi ke sekolah, hari ini aku ga di antar ayah soalnya aku mau naik angkutan umum.

“Ehh misi-misi aku pengen liat.” did alam kerumunan anak-anak depan mading itu.
Betapa bahagianya diriku, bahwa aku dapat beasiswa untuk kuliah di Boston. Aku kegirangan bukan main, lalu aku pun menelpon sahabatku Luna.
“Hallo, Lun.”
“Hallo, Din. Ada apa ko girang banget?”
“Ketemu yu Lun di tempat biasa. Sekarang.”
“Iya iya bentar.”
Akupun menutup teleponku itu, dan langsung berangkat ke tempat biasa aku makan dengan Luna.
Akupun bertemu dengan Luna, menceritakan semuanya. Luna pun ikut senang karena keberhasilan ku ini, hal lainnya aku juga bahagia karena Luna masuk universitas nomor satu dikota ini. Luna emang ga berniat untuk pergi kuliah ke Luar negri, karena dia engga bisa jauh dari orang tuanya. Tapi seandainya dia mau, dia bisa dengan mudah masuk univ manapun dengan kepintarannya itu.
------

Hari ini pun aku berangkat ke Boston,  engga sabar banget untuk ketemu Kak Andre.
“Mom, jangan sedih. Aku pasti pulang ko.” peluk ku terhadap mama.
“Janji ya nak, jaga diri baik-baik disana. Kabari semua hal ke mama and ayah ya sayang.” mamapun menangis.
“Yah, Dina pergi ya. Ayah sehat disini, jaga mamah ya yah.” peluk ku terhadap ayah.
“Pasti nak, sukses disana Din. Jangan lupa kabari kami disini.” jawab ayah
“Pasti mom, yah. Mom jangan nangis terus dong. Nanti aku kepikiran mama terus dijalannya.”
“iya engga ko sayang.”
Akupun mencium tangan mama and ayah, dan pergi meninggalkan mereka.
The first step to living the life that you want is leaving the life that you don’t want.~
----

Sabtu, 25 Agustus 2015. Akhirnya aku berada di Boston. Akupun turun dari pesawat, dan tak kusangka kak Andre menungguku disana. Akupun berlari menghampiri kak Andre dan memeluknya. Kak Andre bener-bener berubah. Dia lebih maco sekarang, haha. Hari-hari ku lewati bersama kak Andre disini. Dia yang selalu membantu ku segala sesuatunya disini. Aku melanjutkan kuliah di tempat yang sama seperti kak Andre, tetapi kami berbeda jurusan.
Tak ku sangka cinta monyet yang ku pendam kini membuahkan hasil yang luar biasa, bisa dibilang sekarang ini kak Andre adalah inspirasi aku untuk meneruskan sekolah sehingga sejauh ini. Akupun bangga pada diriku sendiri karena untuk pergi kesini aku tidak merepotkan orang tuaku tercinta, aku capai semuanya lewat prestasi, dan untuk uang saku ku disini, aku memutuskan untuk bekerja. Anak-anak sekolah disini bisa kerja part-time juga. Life is easy if you try your best.

You make me feel beautiful. You’re there for me when no one else is. You accept me for who I am. You’re the best thing that’s ever happened to me.~


~The End~

Hi semuanya! Jika kalian suka menulis cerpen, kalian bisa kirimkan cerpen kalian kesini. Saya akan nge’post cerpen kalian. Cara nya gampang banget, tinggal kalian kirimkan ke email saya lusi.febriani99@gmail.com or untuk informasi lainnya chat saya di facebook Lusi Febriany.

Terima kasih!

Selasa, 27 Januari 2015

Happy Ending



Hallo semuanya, namaku Putri Nadia. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Dulu sewaktu aku masih kecil, ya umuran 8 tahun, aku mempunyai satu orang sahabat yang bernama Rio Agustian. Semasa kita kecil, kita selalu bermain bersama. Tapi semua itu sudah berubah sekarang, sampai akhirnya Rio harus meninggalkanku, karena dia harus ikut mama dan papanya keluar negri, otomatis rio akan bersekolah bersama orang tua nya.

“Put, maafin Rio yah. Rio harus ninggalin Putri. Rio harus ikut orang tua Rio kesana. Dan juga Rio gada pilihan untuk ini semua.” Sambil menatapku. “tapi kan, kamu sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku.” Jawabku dengan nada sedih.
“tapi aku janji Put, setelah aku besar nanti, aku akan menemuimu kembali. Aku akan menikahimu. Dan tak akan meninggalkanmu lgi. Jangan sedih put, aku janji pasti kembali. Aku sayang kmu Gendut”

Semenjak itu, aku tak melihat Rio lagi. Aku sungguh rindu padanya. Rindu saat ketawa, main, canda, semuanya kulewati bersama rio.

Tahun demi tahun kulewati tanpa adanya Rio disisiku lagi. Sekarang aku bersekolah di SMA ternama di kota A, tepatnya sekarang aku kelas 2 SMA. Kebanyakan kalau udah SMA, remaja banyak yg pacaran inilah, itulah, segalanya. Tapi tidak denganku, selama ini aku tidak pernah sekalipun berpacaran. Aku hanya menunggu cinta masa kecilku, janji yang pernah Rio ucapkan padaku.

Pagi ini, aku bersemangat sekali untuk pergi sekolah. Aku hanya berdoa, semoga hari ini hari keberuntunganku.
“ma, aku berangkat sekarang yah!” teriakku pada mama yg sedang didapur. “kamu ga sarapan dulu Put, ini kan hari senin, nanti kamu pingsan pula di sekolah!” . mama berjalan menemuiku diruang tengah. “enak aja, mana lah aku pernah pingsan, ma. Ya nanti aku beli sarapan disekolah. Mama tenang aja yah.” Ku tersenyum pada mama. Lalu aku pun berpamitan dengan mama, langsung cuss deh ke sekolah. “hati-hati sayang!” teriak mamaku.

Sampai disekolah, aku disambut dengan sahabat karibku, namanya Olivia. Aku suka memanggilnya Oliv. “pagi Put. Seger bener pagi ini, ke kantin yu. Pasti belom sarapan kan?” tanya oliv sembari cengengesan. “iya dong harus. Memulai dengan sesuatu yang baru. Haha, iyah nih aku blom sarapan. Kamu tau ajah sihh.. yuk k kantin” akupun ikut ketawa. Dan kami pun ke kantin bersama. Kami makan bersama, sambil bercanda ini itu. Bel sekolah pun berbunyi. Kami pun menuju lapangan, Karena hari ini ada upacara bendera. Yang biasa dilakuin disetiap hari Senin.
Selesai upacara, kami pun masuk kelas. Untuk memulai pelajaran hari ini. aku dan Oliv dari tadi bercanda terus. Obrolan kami pun berhenti karena guru Killer kami yg masuk duluan. “ssstt, Put. Liat tuh sii killer tumben banget kelas sambil senyum, biasanyakan tatapannya sinis.” cerocos Oliv. “gatau juga Liv. Udah kita liat saja ada apa dia beitu.” Jawabku kepada Oliv.
“Selamat Pagi anak2.” Sapaan guru Killer
“pagi pak!” semua ank2 dikelas kupun menjawabnya.
“pagi ini kita semua kedatangan murid baru, pindahan dari luar negri. Saya harap kalian bisa menerimanya. Silahkan masuk Rio”
Rio pun masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya.
“hallo semua, nama saya Rio. Saya pindahan dari luar.” Menebarkan senyuman nya
“silahkan duduk Rio” pak guru mempersilahkan Rio duduk.
Dan Rio pun duduk dibelakang aku dan Oliv.
Pelajaran pun dimulai. Disela2 belajar, Oliv berbisik padaku, “Put, Rio ganteng banget ya.” Aku menjawab dengan spontan “engga, biasa aja. Gantengan juga cowo kecil aku.” “yah kmu Put. Masih aja mikirin itu. Mana ada sih Put, janji masih kecil terwujud.” Aku hanya diam.

Pagi ini aku berangkat sekolah dengan Oliv. Karena dia menjemputku dirumah. Kami pun sampai disekolah. Kami pun belajar seperti biasa. Jam istirahatpun tiba. Aku dan Oliv pergi kekantin. Saat aku keluar pintu kelas duluan, dan braakk. Aku terjatuh, karena ditabrak sama seseorang. Lalu aku berdiri. Dan hahhh, Rio nabrak aku! “hey, kamu tu punya mata ga sih! Liat2 dong kalo jalan!” kataku dengan nada tinggi. “kamu aja yang halangin jalan aku.” Jawab Rio dengan ketus, dan meninggalkan aku dan Oliv. “dasar yah tuh cowo nyebelin bukan main! Dari awal juga tuh aku gasuka. Apaan cwo kaya gitu. Sombong banget. Emangnya ni sekolah punya nene moyangnya apa?” gerutuku dalam hati. “udah Put, biarin aja. Yu ke kantin.” Ajak Oliv. Dan akupun mengiyakan ajakan Oliv. Kamipun memesan makanan favorite kami, ya semangkuk baso, dan teh kotak. Kami duduk dibangku yang aga besar, karena tidak ada bangku lagi selain bangku ini. kami pun asik memakan dan bergurau berdua. Tiba2!. Draaakkk!! Tangan seseorang menepuk meja dengan kerasnya. Dan kulihat, dia adalah teman2nya Rio. “hey! Kalian bisa pindah ga? Ini meja punya kita!”. Aku menjawabnya “woy! Ini tuh meja kami. Kami yang menempatinya duluan. Siapa cepat dia dapat dong!” omelku terhadap mereka. “sabar2 Put, yaudah mendingan kita pindah aja.” Ajak sahabatku. “tuh denger omngan sahabatmu! Pergi!” kata salah satu dari mereka. Karena aku tidak mau menambah masalah, akupun pergi dengan sahabtku. “aku benci Liv, dengan mereka semua, terutama dengan Rio. Semenjak kehadirannya disekolah ini, dia membuat hidupku seperti di neraka!” gerutuku terhadap Oliv. “sabar aja yah Put, semuanya bakal dibalas oleh tuhan” kata Oliv. Akupun hanya tersenyum. Tapi memang benar juga sih, kita ga usah membalasnya. Biar Tuhan yang membalasnya.

Ohya, disini Rio termasuk orang suka berbuat semena2. Karena dia sering dimanja oleh orang tuanya. Semenjak dia pergi keluar negri, sikapnya berubah menjadi jahat. Dan Rio disekolahku termasuk cowo yang playboy, suka balap-balap’an, dan taruhan.

Suatu hari Rio taruhan dengan teman2nya, dan taruhannya diriku. Jika Rio berhasil menjadikanku sebagai kekasihnya, teman2nya itu akan menjadi anak buah Rio sampe lulus sekolah, tapi jika Rio tidak berhasil. Rio harus jalan bebek setiap datang kesekolah dalam waktu 1 bulan. Sadis bnget kan taruhannya.

Saat itu, aku sedang asik membaca buku sambil nunggu bel masuk sekolah. Tiba2 ada seseorang yg duduk disebelahku. Karena keasikkan membaca, aku tidak menghiraukan siapa yg duduk disebelahku.

“put, baca apaan sih? Serius amat.” Tanya nya padaku. “oh ini, ini novel yang tadi aku pinjem dari perpus. Seru loh.” Jawabku, tanpa menoleh kearahnya.
“oh, ntar plg sekolah bareng ya.”
Akupun langsung menoleh ke arahnya. Dan ternyata???
“kamu! Kamu ngapain disini! Kamu yang dari tadi nnya ke aku?!” dengan nada yg kaget.
“weittss, sabar dong. bukannya tdi kmu baik2 saja kan put? Ko jadi begini?”
“ya kamu ngapain disini? Aku tuh gasuka orang kaya kmu! Sombong, suka bully orang, dan memandang semua orang itu rendah!” lalu akupun pergi meninggalkannya. Dan kebetulan bel sekolahpun berbunyi, menandakan pelajaran akan segera dimulai.

“ngapain lg tuh sii Rio deket2in aku.”omelanku dalam hati
“woy! Ngapain bengong? Mikirin cwo baru yah?” rayu temanku Oliv
“apaan sih Liv. Enak aja aku mikirin cwo. Aku tuh masih tetap menunggu pangeran kecilku. Sungguh aku masih menghargai janji dia.”
“iya maaf deh put.”

Lalu aktivitas belajarpun dimulai.

Teett teeettt bel pun berbunyi waktunya pulang.. yee pulang!! J

Akupun berjalan kedepan gerbang sendirian, karena hari ini aku tidak membawa kendaraan sendiri, Oliv juga tidak pulang bareng denganku. Dia dijemput oleh mamanya.

“put tunggu!” teriak Rio.
Akupun menoleh ke belkang “ada apa? Mau bully aku lg?” dengan ketus
“engga ko put, aku cuma ingin plg denganmu saja.”
“tidak terima kasih. Aku bisa plg sendiri.”
“tapi put”
akupun meninggalkannya. Lalu aku menunggu angkutan umum yang melewati sekolahku didekat halte. Pada saat itu, memang cuaca sangat tidak bersahabat. “sepertinya hujan lebat akan turun, mana tidak ada angkutan umum yg lewat lg.” kataku dalam hati. Lalu ada sebuah mobil sedan yg meminggir ke halte. Dan ternyata siapa yg turun??
“tuh kan put, aku blg jga apa. Ayo plg bareng, nanti kemaleman loh disini, hujan begini mana ada angkot yg lewat.”
Aku pun berpikir sejenak.
“put mau ga? Klo engga aku plg dluan nih.” Sambil berjalan menjauh dariku.
“eehh, tunggu. Baiklah aku ikut denganmu.”
Dan Rio pun membuka kan pintu mobilnya untukku dan berkata “silahkan tuan putri”. Aku hanya tersenyum saja.
Diperjalanan aku hanya terdiam saja, sambil melamunkan kenapa nih cowo jadi baik banget yah.. padahal kan aslinya ga begini. Lalu Rio pun mengagetkan ku dala lamunanku itu. “hey! Melamun saja. Mikirin sapa? Mikirin aku yah?” sambil cengengesan .” apaan sih. PD bnget!” jawabku. “ehhh stop disini saja, rumahku sudah dekat ko” jwabku lg.
Aku memang sengaja tidak meminta Rio mengantarkanku sampai depan rumah, bkn aku malu rumahku jelek, sederhana atau apa. Aku tidak ingin Rio tahu dimana rumahku. Takutnya Rio pnya niat buruk, prasangka ku.

Hari demi hari, hubungan aku dengan Rio berubah membaik. Rio selalu memberikanku perhatian yang lebih. Lalu akupun luluh padanya.
Suatu malam, sambil belajar sih aku memikirkan Rio, “apa iya aku mencintai Rio, jika aku mencintai Rio, aku telah menghianati pangeran kecilku. Aku tidak mau itu terjadi.”

Hari ini, hari libur. Seperti biasa aku malas2an. Lalu hp ku bordering, ternyata SMS masuk, dan kubuka. Dari Rio.

“slamat pagi manis”
“pagi”
“lg ngapain?”
“tiduran. Kmu?”
“oh, sma. Nnti mlm kmu ada acara?”
“nanti malam ya?”
“iya, ada ga?”
“memangnya kenapa?”
“aku mau ngajak kamu ke swatu tempat yang paling indah”
“hmm, okay.”
“kmu mau kan?”
“iyah!”
“okay, nanti aku jmput ditempat biasa yah , jam 7 jgn telat!”

malam hari saat aku bertemu Rio. Rio mengajakku ke danau , yg telah dihiasi lampu2.

“wahh , tempat ni bgus bnget yo!”
“kmu suka?”
“suka bnget”
Rio pun tepuk tangan, dan muncul lah sekelompok orang yg bermain music, dan bernyanyi lgu tentang perasaan ini. Rio pun berlutut dihadapanku dan memegang tanganku.
“semua ini kupersembahkan untukmu tuan putri. Maukah kau menjadi kekasihku?”
aaahh so sweet. Tpi bagaimana mungkin aku menghianati pangeran kecilku. Tpi mungkin ada benar jga kata Oliv. Itu semua masa kanak2, ga mungkin beneran.
Setelah lama ku berpikir dan aku menjawabnya “iya Rio aku mau.”
Rio pun memeluk diriku. Lalu kamipun makan malam bersama, lalu Rio antar aku plg”

Wahh, mala ini rasanya senang sekali. Seorang Rio menjadi kekasihku. Lalu aku pun tertidur.

Hari demi hari, bulan demi bulan. Kujalani dengan Rio. Sungguh bahagia hati ini. hari ini, hari Anniv ku dengan Rio yang ke 3 bln. Aku mau bkin kejutan buat Rio nanti sore.

Disekolah aku mencari Rio saat istirahat. Karena tumben bnget istirahat kali ini aku tidak melihat Rio, biasanya kami selalu ke kantin bersamaan.
Aku melihat Rio di dekat UKS dengan temannya. Aku pun mengamatinya. Lalu akupun mendengarkan apa yang mereka ucapkan.

“bro! selamat yah! Lu dah menang jadiin sii putri cwe lu, kita semua bakal jadi anak buah lu ko, sesuai taruhan kita waktu itu.” kata salah satu temannya kepada Rio.
lalu akupun kaget akan semua ini. “Rio!!!!” teriakku terhadap Rio dan teman2nya.
Akupun berlari, tak ku sangka Rio mengejarku.

“maafin aku Put, semuanya gasama kaya yg kamu pikir.” Penjelasan Rio
“alah udah lah yo. Yg namanya bhong tetap bhong! Jadi selama ini kmu mainin prasaan aku? Kamu mainin cinta aku! Kamu tau Yo! Kmu itu pcr pertamaku. Slama ini aku tidak pernah berpcran selain dengan kau! Aku kecewa padamu! Dan sekarang kita putus!” akupun berlari sambil nahan air mata.

Semenjak kejadian itu, 1 minggu aku tidak sekolah. Ternyata Rio menghawatirkanku. Rio bertanya kepada Oliv dimana rumahku, dan Oliv memberitahunya.
Sepulang sekolah, Rio menuju rumahku. Dan tak disangka oleh Rio, ini rumah sahabat kecilnya dulu. Dan Rio pun mengetuk rumah tersebut.

“tokk tokk tokk”
“iya tunggu sebentar” jawab sorang wanita
“assalamualaikum bu, apa benar ini rumah nya Putri Ananda?”
“iya benar, ini rumahnya. Ade ini siapa ya?”
“saya Rio bu, temannya Putri. Kenapa ya bu, Putri 1 minggu ini tidak masuk sekolah?”
“oh iya silahkan masuk, 1 minggu ini Putri sakit, dia tidak mau makan, ibu pun tidak tau sebabnya. Tapi dia sudah kedokter”
Mendengar ucapan ibu itu, aku sontak kaget. Gara2 diriku Putri jadi begini. Betapa bersalahnya diriku.
“tunggu sebentar yah Rio, ibu buatkan minuman buat mu.”
Wanita itupun pergi kedapur, untuk membuatkan Rio minuman.sementara itu Rio pun melihat photo di ruang tengah, dan Rio kaget. Knp ada ftonya disini. Apa jangan2 dia adalah Putri Ananda wanita kecil yg Rio cintai dulu? Lama Rio memandangi photo itu, lalu ibu nya putri mengagetkannya.

“ini Rio minumannya.” Sambil menyodorkan minuman
“terima kasih bu. Bu kalau boleh tau, laki-laki yang di photo ini siapa ya?”
“oh itu, itu sahabat kecilnya Putri. Putri sangat menyayanginya. Sampai2 Putri sudah SMA pun masih nungguin sahabat kecilnya. Tapi kemaren2 sepertinya dia mempunyai cowo baru. Tapi ibu tidak tahu siapa cowo itu. Putri hanya bilang kepada ibu, jika nanti aku sudah nyaman dengan cowoku ini, aku akan mengenalkannya pada ibu.”

Rio pun hanya terdiam mendengar ucapan ibu tadi. “ya, dia Putri wanita kecilku dulu. Oh tuhan, mengapa kau mempertemukan kami berdua dengan cara yang seperti ini. aku sungguh mencintainya tuhan.. aku tidak mau kehilangan dia untuk ke 2 kalinya” ucapan Rio dalam hati..

“bu, sbenarnya saya itu Rio Agustian, teman kecil Putri dulu. Dulu Rio ninggalin Putri karena Rio harus ikut orang tua Rio keluar negri.”

Ibu Rio hanya terdiam kaku.

“bu, bolehkah Rio menemui Putri?”
“iya, blh sekali. Putri pasti senang, karena sahabat kecil yg Putri sayangi kembali untuk dirinya.” Lalu ibu pun mengantarkan Rio ke kmar Putri.

“Putri, bangun sayang.. ibu bawain seseorang yang kmu sayangi.” Ucap ibu ke Putri
“siapa dia bu?” dengan lemas putri menjawab.
“mari masuk Rio.”
Ibupun meninggalkan aku dan Rio dikamar, untuk mengobrol berdua.
“lu ngapain kesini? Gapuas nyakitin hati gua?” buang muka
“engga ko Put, aku kesini mau minta maaf dan menjelaskan semuanya.” Jawab Rio
“Put, emang awalnya aku jadiin kmu bahan taruhanku, tapi setelah aku melewati hari2 denganmu, rasa cinta ini tumbuh begitu saja.” Jawabnya lagi.
“kmu itu tega memainkan cintaku ini.”
“maafin aku Put. Dan asal kamu tau Put, aku ini Rio Agustian. Aku ini cowo kecil kamu, yang pernah berjanji akan menemuimu kembali serta akan menikahimu.”
“dari mana kau yakin, bahwa kau adalah cowo kecilku dulu?”
“aku lihat foto yang diruang tamu, ada foto kecil kita berdua.”
“tidak! Tidak mungkin, Rio ku yang dulu, tidak mungkin menyakitiku seperti ini.” berkaca2 matanya.
“aku sayang kamu gendut. Lihat ini foto kita berdua kan?” mengeluarkan foto didompetnya.

kata2 itu, kata2 yg sering diucapkan oleh Rio dulu. Foto itu, foto trakhirku dengannya. Bagaimana mungkin dia masih menyimpan foto itu. Dan aku, aku hanya terdiam kaku, seakan tidak percaya.
“sekarang sudah dewasa, aku sungguh pangling padamu, kamu terlihat cantik dan berbeda dengan yang dulu." sahut Rio

Lalu Rio pun memeluk Putri dengan erat. Dan berkata “aku gakkan tinggalin kmu lgi. Aku sayang kamu Putri, maafin aku klo aku pernah menyakitimu.”
“Aku juga sayang kamu Rio, jangan pernah mainin prasaan aku lg.”

Semenjak kejadian itu, aku dan Rio melewati hari2 bersama yang indah. Merajut kembali kisah cintaku yg dulu. Dan tak terasa kami telah lulus SMA dengan hasil yang memuaskan. Kami pun meneruskan kuliah ke Universitas yang sama. Aku dan Rio sudah sepakat, kami akan nikah setelah kami menjadi sarjana, dan orang tua kami pun menyetujui permitaan dari kami.

Akhirnya aku dan Rio hidup dengan bahagia. Buat Rio, mkasih sudah menepati janjimu itu.. Aku sayang kamu Rio Agustian.


THE END




Maaf ya, bahasanya singkat2. comment and share ya! :)
Thank you banget yang mau mampir ke blogku! :)


Karya : Lusi Febriani
Facebook: Lusy Febriany
E-mail: lusi.febriani99@gmail.com