Hallo semuanya, namaku Putri Nadia. Aku berasal dari
keluarga yang sederhana. Dulu sewaktu aku masih kecil, ya umuran 8 tahun, aku
mempunyai satu orang sahabat yang bernama Rio Agustian. Semasa kita kecil, kita
selalu bermain bersama. Tapi semua itu sudah berubah sekarang, sampai akhirnya
Rio harus meninggalkanku, karena dia harus ikut mama dan papanya keluar negri,
otomatis rio akan bersekolah bersama orang tua nya.
“Put, maafin Rio yah. Rio harus ninggalin Putri. Rio harus
ikut orang tua Rio kesana. Dan juga Rio gada pilihan untuk ini semua.” Sambil
menatapku. “tapi kan, kamu sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku.” Jawabku
dengan nada sedih.
“tapi aku janji Put, setelah aku besar nanti, aku akan
menemuimu kembali. Aku akan menikahimu. Dan tak akan meninggalkanmu lgi. Jangan
sedih put, aku janji pasti kembali. Aku sayang kmu Gendut”
Semenjak itu, aku tak melihat Rio lagi. Aku sungguh rindu
padanya. Rindu saat ketawa, main, canda, semuanya kulewati bersama rio.
Tahun demi tahun kulewati tanpa adanya Rio disisiku lagi.
Sekarang aku bersekolah di SMA ternama di kota A, tepatnya sekarang aku kelas 2
SMA. Kebanyakan kalau udah SMA, remaja banyak yg pacaran inilah, itulah,
segalanya. Tapi tidak denganku, selama ini aku tidak pernah sekalipun
berpacaran. Aku hanya menunggu cinta masa kecilku, janji yang pernah Rio
ucapkan padaku.
Pagi ini, aku bersemangat sekali untuk pergi sekolah. Aku
hanya berdoa, semoga hari ini hari keberuntunganku.
“ma, aku berangkat sekarang yah!” teriakku pada mama yg
sedang didapur. “kamu ga sarapan dulu Put, ini kan hari senin, nanti kamu pingsan
pula di sekolah!” . mama berjalan menemuiku diruang tengah. “enak aja, mana lah
aku pernah pingsan, ma. Ya nanti aku beli sarapan disekolah. Mama tenang aja
yah.” Ku tersenyum pada mama. Lalu aku pun berpamitan dengan mama, langsung
cuss deh ke sekolah. “hati-hati sayang!” teriak mamaku.
Sampai disekolah, aku disambut dengan sahabat karibku,
namanya Olivia. Aku suka memanggilnya Oliv. “pagi Put. Seger bener pagi ini, ke
kantin yu. Pasti belom sarapan kan?” tanya oliv sembari cengengesan. “iya dong
harus. Memulai dengan sesuatu yang baru. Haha, iyah nih aku blom sarapan. Kamu
tau ajah sihh.. yuk k kantin” akupun ikut ketawa. Dan kami pun ke kantin
bersama. Kami makan bersama, sambil bercanda ini itu. Bel sekolah pun berbunyi.
Kami pun menuju lapangan, Karena hari ini ada upacara bendera. Yang biasa
dilakuin disetiap hari Senin.
Selesai upacara, kami pun masuk kelas. Untuk memulai
pelajaran hari ini. aku dan Oliv dari tadi bercanda terus. Obrolan kami pun
berhenti karena guru Killer kami yg masuk duluan. “ssstt, Put. Liat tuh sii
killer tumben banget kelas sambil senyum, biasanyakan tatapannya sinis.”
cerocos Oliv. “gatau juga Liv. Udah kita liat saja ada apa dia beitu.” Jawabku
kepada Oliv.
“Selamat Pagi anak2.” Sapaan guru Killer
“pagi pak!” semua ank2 dikelas kupun menjawabnya.
“pagi ini kita semua kedatangan murid baru, pindahan dari
luar negri. Saya harap kalian bisa menerimanya. Silahkan masuk Rio”
Rio pun masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya.
“hallo semua, nama saya Rio. Saya pindahan dari luar.”
Menebarkan senyuman nya
“silahkan duduk Rio” pak guru mempersilahkan Rio duduk.
Dan Rio pun duduk dibelakang aku dan Oliv.
Pelajaran pun dimulai. Disela2 belajar, Oliv berbisik
padaku, “Put, Rio ganteng banget ya.” Aku menjawab dengan spontan “engga, biasa
aja. Gantengan juga cowo kecil aku.” “yah kmu Put. Masih aja mikirin itu. Mana
ada sih Put, janji masih kecil terwujud.” Aku hanya diam.
Pagi ini aku berangkat sekolah dengan Oliv. Karena dia
menjemputku dirumah. Kami pun sampai disekolah. Kami pun belajar seperti biasa.
Jam istirahatpun tiba. Aku dan Oliv pergi kekantin. Saat aku keluar pintu kelas
duluan, dan braakk. Aku terjatuh, karena ditabrak sama seseorang. Lalu aku
berdiri. Dan hahhh, Rio nabrak aku! “hey, kamu tu punya mata ga sih! Liat2 dong
kalo jalan!” kataku dengan nada tinggi. “kamu aja yang halangin jalan aku.”
Jawab Rio dengan ketus, dan meninggalkan aku dan Oliv. “dasar yah tuh cowo
nyebelin bukan main! Dari awal juga tuh aku gasuka. Apaan cwo kaya gitu.
Sombong banget. Emangnya ni sekolah punya nene moyangnya apa?” gerutuku dalam
hati. “udah Put, biarin aja. Yu ke kantin.” Ajak Oliv. Dan akupun mengiyakan
ajakan Oliv. Kamipun memesan makanan favorite kami, ya semangkuk baso, dan teh
kotak. Kami duduk dibangku yang aga besar, karena tidak ada bangku lagi selain
bangku ini. kami pun asik memakan dan bergurau berdua. Tiba2!. Draaakkk!!
Tangan seseorang menepuk meja dengan kerasnya. Dan kulihat, dia adalah
teman2nya Rio. “hey! Kalian bisa pindah ga? Ini meja punya kita!”. Aku
menjawabnya “woy! Ini tuh meja kami. Kami yang menempatinya duluan. Siapa cepat
dia dapat dong!” omelku terhadap mereka. “sabar2 Put, yaudah mendingan kita
pindah aja.” Ajak sahabatku. “tuh denger omngan sahabatmu! Pergi!” kata salah
satu dari mereka. Karena aku tidak mau menambah masalah, akupun pergi dengan
sahabtku. “aku benci Liv, dengan mereka semua, terutama dengan Rio. Semenjak
kehadirannya disekolah ini, dia membuat hidupku seperti di neraka!” gerutuku
terhadap Oliv. “sabar aja yah Put, semuanya bakal dibalas oleh tuhan” kata
Oliv. Akupun hanya tersenyum. Tapi memang benar juga sih, kita ga usah
membalasnya. Biar Tuhan yang membalasnya.
Ohya, disini Rio termasuk orang suka berbuat semena2. Karena
dia sering dimanja oleh orang tuanya. Semenjak dia pergi keluar negri, sikapnya
berubah menjadi jahat. Dan Rio disekolahku termasuk cowo yang playboy, suka
balap-balap’an, dan taruhan.
Suatu hari Rio taruhan dengan teman2nya, dan taruhannya
diriku. Jika Rio berhasil menjadikanku sebagai kekasihnya, teman2nya itu akan
menjadi anak buah Rio sampe lulus sekolah, tapi jika Rio tidak berhasil. Rio
harus jalan bebek setiap datang kesekolah dalam waktu 1 bulan. Sadis bnget kan
taruhannya.
Saat itu, aku sedang asik membaca buku sambil nunggu bel
masuk sekolah. Tiba2 ada seseorang yg duduk disebelahku. Karena keasikkan
membaca, aku tidak menghiraukan siapa yg duduk disebelahku.
“put, baca apaan sih? Serius amat.” Tanya nya padaku. “oh
ini, ini novel yang tadi aku pinjem dari perpus. Seru loh.” Jawabku, tanpa
menoleh kearahnya.
“oh, ntar plg sekolah bareng ya.”
Akupun langsung menoleh ke arahnya. Dan ternyata???
“kamu! Kamu ngapain disini! Kamu yang dari tadi nnya ke
aku?!” dengan nada yg kaget.
“weittss, sabar dong. bukannya tdi kmu baik2 saja kan put?
Ko jadi begini?”
“ya kamu ngapain disini? Aku tuh gasuka orang kaya kmu!
Sombong, suka bully orang, dan memandang semua orang itu rendah!” lalu akupun
pergi meninggalkannya. Dan kebetulan bel sekolahpun berbunyi, menandakan
pelajaran akan segera dimulai.
“ngapain lg tuh sii Rio deket2in aku.”omelanku dalam hati
“woy! Ngapain bengong? Mikirin cwo baru yah?” rayu temanku
Oliv
“apaan sih Liv. Enak aja aku mikirin cwo. Aku tuh masih
tetap menunggu pangeran kecilku. Sungguh aku masih menghargai janji dia.”
“iya maaf deh put.”
Lalu aktivitas belajarpun dimulai.
Teett teeettt bel pun berbunyi waktunya pulang.. yee
pulang!! J
Akupun berjalan kedepan gerbang sendirian, karena hari ini
aku tidak membawa kendaraan sendiri, Oliv juga tidak pulang bareng denganku.
Dia dijemput oleh mamanya.
“put tunggu!” teriak Rio.
Akupun menoleh ke belkang “ada apa? Mau bully aku lg?”
dengan ketus
“engga ko put, aku cuma ingin plg denganmu saja.”
“tidak terima kasih. Aku bisa plg sendiri.”
“tapi put”
akupun meninggalkannya. Lalu aku menunggu angkutan umum yang
melewati sekolahku didekat halte. Pada saat itu, memang cuaca sangat tidak
bersahabat. “sepertinya hujan lebat akan turun, mana tidak ada angkutan umum yg
lewat lg.” kataku dalam hati. Lalu ada sebuah mobil sedan yg meminggir ke
halte. Dan ternyata siapa yg turun??
“tuh kan put, aku blg jga apa. Ayo plg bareng, nanti
kemaleman loh disini, hujan begini mana ada angkot yg lewat.”
Aku pun berpikir sejenak.
“put mau ga? Klo engga aku plg dluan nih.” Sambil berjalan
menjauh dariku.
“eehh, tunggu. Baiklah aku ikut denganmu.”
Dan Rio pun membuka kan pintu mobilnya untukku dan berkata
“silahkan tuan putri”. Aku hanya tersenyum saja.
Diperjalanan aku hanya terdiam saja, sambil melamunkan
kenapa nih cowo jadi baik banget yah.. padahal kan aslinya ga begini. Lalu Rio
pun mengagetkan ku dala lamunanku itu. “hey! Melamun saja. Mikirin sapa?
Mikirin aku yah?” sambil cengengesan .” apaan sih. PD bnget!” jawabku. “ehhh
stop disini saja, rumahku sudah dekat ko” jwabku lg.
Aku memang sengaja tidak meminta Rio mengantarkanku sampai
depan rumah, bkn aku malu rumahku jelek, sederhana atau apa. Aku tidak ingin
Rio tahu dimana rumahku. Takutnya Rio pnya niat buruk, prasangka ku.
Hari demi hari, hubungan aku dengan Rio berubah membaik. Rio
selalu memberikanku perhatian yang lebih. Lalu akupun luluh padanya.
Suatu malam, sambil belajar sih aku memikirkan Rio, “apa iya
aku mencintai Rio, jika aku mencintai Rio, aku telah menghianati pangeran
kecilku. Aku tidak mau itu terjadi.”
Hari ini, hari libur. Seperti biasa aku malas2an. Lalu hp ku
bordering, ternyata SMS masuk, dan kubuka. Dari Rio.
“slamat pagi manis”
“pagi”
“lg ngapain?”
“tiduran. Kmu?”
“oh, sma. Nnti mlm kmu ada acara?”
“nanti malam ya?”
“iya, ada ga?”
“memangnya kenapa?”
“aku mau ngajak kamu ke swatu tempat yang paling indah”
“hmm, okay.”
“kmu mau kan?”
“iyah!”
“okay, nanti aku jmput ditempat biasa yah , jam 7 jgn
telat!”
malam hari saat aku bertemu Rio. Rio mengajakku ke danau ,
yg telah dihiasi lampu2.
“wahh , tempat ni bgus bnget yo!”
“kmu suka?”
“suka bnget”
Rio pun tepuk tangan, dan muncul lah sekelompok orang yg
bermain music, dan bernyanyi lgu tentang perasaan ini. Rio pun berlutut
dihadapanku dan memegang tanganku.
“semua ini kupersembahkan untukmu tuan putri. Maukah kau
menjadi kekasihku?”
aaahh so sweet. Tpi bagaimana mungkin aku menghianati
pangeran kecilku. Tpi mungkin ada benar jga kata Oliv. Itu semua masa kanak2,
ga mungkin beneran.
Setelah lama ku berpikir dan aku menjawabnya “iya Rio aku
mau.”
Rio pun memeluk diriku. Lalu kamipun makan malam bersama,
lalu Rio antar aku plg”
Wahh, mala ini rasanya senang sekali. Seorang Rio menjadi
kekasihku. Lalu aku pun tertidur.
Hari demi hari, bulan demi bulan. Kujalani dengan Rio.
Sungguh bahagia hati ini. hari ini, hari Anniv ku dengan Rio yang ke 3 bln. Aku
mau bkin kejutan buat Rio nanti sore.
Disekolah aku mencari Rio saat istirahat. Karena tumben
bnget istirahat kali ini aku tidak melihat Rio, biasanya kami selalu ke kantin
bersamaan.
Aku melihat Rio di dekat UKS dengan temannya. Aku pun
mengamatinya. Lalu akupun mendengarkan apa yang mereka ucapkan.
“bro! selamat yah! Lu dah menang jadiin sii putri cwe lu,
kita semua bakal jadi anak buah lu ko, sesuai taruhan kita waktu itu.” kata
salah satu temannya kepada Rio.
lalu akupun kaget akan semua ini. “Rio!!!!” teriakku
terhadap Rio dan teman2nya.
Akupun berlari, tak ku sangka Rio mengejarku.
“maafin aku Put, semuanya gasama kaya yg kamu pikir.”
Penjelasan Rio
“alah udah lah yo. Yg namanya bhong tetap bhong! Jadi selama
ini kmu mainin prasaan aku? Kamu mainin cinta aku! Kamu tau Yo! Kmu itu pcr
pertamaku. Slama ini aku tidak pernah berpcran selain dengan kau! Aku kecewa
padamu! Dan sekarang kita putus!” akupun berlari sambil nahan air mata.
Semenjak kejadian itu, 1 minggu aku tidak sekolah. Ternyata
Rio menghawatirkanku. Rio bertanya kepada Oliv dimana rumahku, dan Oliv
memberitahunya.
Sepulang sekolah, Rio menuju rumahku. Dan tak disangka oleh
Rio, ini rumah sahabat kecilnya dulu. Dan Rio pun mengetuk rumah tersebut.
“tokk tokk tokk”
“iya tunggu sebentar” jawab sorang wanita
“assalamualaikum bu, apa benar ini rumah nya Putri Ananda?”
“iya benar, ini rumahnya. Ade ini siapa ya?”
“saya Rio bu, temannya Putri. Kenapa ya bu, Putri 1 minggu
ini tidak masuk sekolah?”
“oh iya silahkan masuk, 1 minggu ini Putri sakit, dia tidak
mau makan, ibu pun tidak tau sebabnya. Tapi dia sudah kedokter”
Mendengar ucapan ibu itu, aku sontak kaget. Gara2 diriku
Putri jadi begini. Betapa bersalahnya diriku.
“tunggu sebentar yah Rio, ibu buatkan minuman buat mu.”
Wanita itupun pergi kedapur, untuk membuatkan Rio
minuman.sementara itu Rio pun melihat photo di ruang tengah, dan Rio kaget. Knp
ada ftonya disini. Apa jangan2 dia adalah Putri Ananda wanita kecil yg Rio
cintai dulu? Lama Rio memandangi photo itu, lalu ibu nya putri mengagetkannya.
“ini Rio minumannya.” Sambil menyodorkan minuman
“terima kasih bu. Bu kalau boleh tau, laki-laki yang di
photo ini siapa ya?”
“oh itu, itu sahabat kecilnya Putri. Putri sangat
menyayanginya. Sampai2 Putri sudah SMA pun masih nungguin sahabat kecilnya.
Tapi kemaren2 sepertinya dia mempunyai cowo baru. Tapi ibu tidak tahu siapa
cowo itu. Putri hanya bilang kepada ibu, jika nanti aku sudah nyaman dengan cowoku
ini, aku akan mengenalkannya pada ibu.”
Rio pun hanya terdiam mendengar ucapan ibu tadi. “ya, dia
Putri wanita kecilku dulu. Oh tuhan, mengapa kau mempertemukan kami berdua
dengan cara yang seperti ini. aku sungguh mencintainya tuhan.. aku tidak mau
kehilangan dia untuk ke 2 kalinya” ucapan Rio dalam hati..
“bu, sbenarnya saya itu Rio Agustian, teman kecil Putri
dulu. Dulu Rio ninggalin Putri karena Rio harus ikut orang tua Rio keluar
negri.”
Ibu Rio hanya terdiam kaku.
“bu, bolehkah Rio menemui Putri?”
“iya, blh sekali. Putri pasti senang, karena sahabat kecil
yg Putri sayangi kembali untuk dirinya.” Lalu ibu pun mengantarkan Rio ke kmar
Putri.
“Putri, bangun sayang.. ibu bawain seseorang yang kmu
sayangi.” Ucap ibu ke Putri
“siapa dia bu?” dengan lemas putri menjawab.
“mari masuk Rio.”
Ibupun meninggalkan aku dan Rio dikamar, untuk mengobrol
berdua.
“lu ngapain kesini? Gapuas nyakitin hati gua?” buang muka
“engga ko Put, aku kesini mau minta maaf dan menjelaskan
semuanya.” Jawab Rio
“Put, emang awalnya aku jadiin kmu bahan taruhanku, tapi
setelah aku melewati hari2 denganmu, rasa cinta ini tumbuh begitu saja.”
Jawabnya lagi.
“kmu itu tega memainkan cintaku ini.”
“maafin aku Put. Dan asal kamu tau Put, aku ini Rio
Agustian. Aku ini cowo kecil kamu, yang pernah berjanji akan menemuimu kembali
serta akan menikahimu.”
“dari mana kau yakin, bahwa kau adalah cowo kecilku dulu?”
“aku lihat foto yang diruang tamu, ada foto kecil kita
berdua.”
“tidak! Tidak mungkin, Rio ku yang dulu, tidak mungkin
menyakitiku seperti ini.” berkaca2 matanya.
“aku sayang kamu gendut. Lihat ini foto kita berdua kan?”
mengeluarkan foto didompetnya.
kata2 itu, kata2 yg sering diucapkan oleh Rio dulu. Foto
itu, foto trakhirku dengannya. Bagaimana mungkin dia masih menyimpan foto itu.
Dan aku, aku hanya terdiam kaku, seakan tidak percaya.
“sekarang sudah dewasa, aku sungguh pangling padamu, kamu terlihat cantik dan berbeda dengan yang dulu." sahut Rio
Lalu Rio pun memeluk Putri dengan erat. Dan berkata “aku
gakkan tinggalin kmu lgi. Aku sayang kamu Putri, maafin aku klo aku pernah menyakitimu.”
“Aku juga sayang kamu Rio, jangan pernah mainin prasaan aku
lg.”
Semenjak kejadian itu, aku dan Rio melewati hari2 bersama
yang indah. Merajut kembali kisah cintaku yg dulu. Dan tak terasa kami telah
lulus SMA dengan hasil yang memuaskan. Kami pun meneruskan kuliah ke
Universitas yang sama. Aku dan Rio sudah sepakat, kami akan nikah setelah kami
menjadi sarjana, dan orang tua kami pun menyetujui permitaan dari kami.
Akhirnya aku dan Rio hidup dengan bahagia. Buat Rio, mkasih
sudah menepati janjimu itu.. Aku sayang kamu Rio Agustian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar